
Ada pepatah dalam bahasa Inggris yang kalau diartikan bunyinya kira-kira menyerupai ini: "Dibutuhkan kerja sama sedesa untuk membesarkan anak-anak". Bagi Kamu yang sudah punya anak niscaya baiklah dengan peribahasa ini, yaitu mendidik seorang anak tidak mudah. Kaprikornus alangkah baiknya kalau orang bau tanah sanggup berkolaborasi.
Tetapi, berkolaborasi tidak semudah perkataan, apalagi dalam kiprah sebesar ini. Simak tips dari kami bagaimana Kamu dan pasangan sanggup bekerja sama mendidik anak di rumah.
1. Sepakati bersama aturan-aturan dasar di rumah
Kamu dan pasangan sebaiknya menyiapkan daftar peraturan di rumah bersama-sama. Pastikan belum dewasa tahu bahwa peraturan yang disepakati oleh Ibu dan Ayah ini tidak sanggup ditawar-tawar. Peraturan-peraturan ini sanggup saja besar atau kecil, pada dasarnya semua yang Kamu anggap penting ditaati di rumah, misalnya:- Anak-anak harus menuntaskan PR sebelum boleh bermain game di perangkat bakir atau komputer.
- Sebelum makan, setiap anggota keluarga wajib menerapkan 7 langkah basuh tangan semoga terhindar dari penyakit menyerupai cacingan, pilek, dan munmen.
- Harus bersikap sopan dan hormat kepada siapa pun dan tidak lupa mengucapkan maaf atau terima kasih.
2. Berbagi kiprah secara merata
Di kurun ke-21, masih saja ada orang yang beranggapan bahwa mengurus anak ialah kiprah Ibu semata. Beberapa penelitian menemukan bahwa pembagian kiprah di rumah merupakan salah satu sumber perkelahian di rumah. Selain tidak baik untuk kehidupan rumah tangga, perkelahian orang bau tanah juga tidak baik untuk perkembangan mental anak-anak.Untuk menghindari hal ini, bagilah kiprah secara adil sesuai agenda dan kebutuhan masing-masing. Misalnya kalau Kamu pulang kerja agak larut tiap hari Rabu, pasangan bertugas memandikan dan menyiapkan makan malam untuk si kecil, dan Kamu bertugas mencuci piring. Anak-anak akan melihat bahwa orang tuanya bekerja sama. Selain itu, Ayah yang tidak enggan masuk dapur menanamkan pada anak bahwa Ayah maupun Ibu mengemban tanggung jawab yang sama tanpa batasan jenis kelamin.
3. Jangan menyalahkan pasangan
Jika pasangan melaksanakan sesuatu yang tidak Kamu setujui, contohnya menunjukkan si kecil cemilan yang kurang sehat, jangan buru-buru memarahi pasangan. Tentu saja Kamu sanggup tidak baiklah wacana satu dan lain hal dalam membesarkan anak, tetapi usahakan untuk tidak menyalahkan pasangan di depan anak-anak.Tunggu sampai belum dewasa tidur atau berkativitas di luar rumah untuk berbicara secara baik-baik. Tujuannya bukan untuk bersikeras mana cara yang paling benar, tetapi mendapatkan komitmen dengan cara negosiasi. Misalnya, cemilan yang pasangan berikan tidak baik untuk dimakan sehari-hari, tetapi boleh untuk momen-momen spesial, menyerupai hari ulang tahun.
4. Bersikap terbuka atas saran dan kritik
Sulit memang mendengar kritikan dari seseorang, apalagi kalau kita menganggap cara kita paling baik. Tetapi alasannya Kamu dan pasangan merupakan kawan dalam membesarkan anak, masing-masing harus berguru bersikap terbuka. Selain mendengarkan saran pasangan, siapkan juga mental untuk mendapatkan masukan dari anak-anak, apalagi kalau mereka sudah memasuki usia remaja.Inti kerja sama suami-istri dalam mendidik anak ialah komunikasi. Jika Kamu sepakat dalam sebagian hal tetapi tidak dalam hal-hal lain, bicarakan secara baik-baik.
Ingatlah bahwa pasanganmu ialah orang yang Kamu pilih untuk membangun keluarga bersama, jadi pendapatnya sama validnya dengan pendapatmu. Mendidik belum dewasa merupakan sebuah proses pembelajaran bagi suami dan istri, jadi jangan takut mengakui dan berguru dari kesalahan terdahulu.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert