"...Aku mustahil sanggup mendapatkan Orang yang mengidap HIV sebagai pasangan. Belum lagi wacana keadaan Dia yang tidak normal (gay).
Keluarganya tetap menahanku supaya tidak meninggalkannya. Hingga akhirnya.."

Perkenalkan Namaku Maya, kekerabatan ini berawal ketika Aku diperkenalkan dengan Seorang Cowok oleh kakaknya. Berawal dari kedekatan tersebut, Akhirnya Dia menyatakan cinta kepadaku. Tentu saja Aku mendapatkan cinta tersebut, alasannya ialah niat awal mendapatkan ajuan perkenalan, sudah ada pikiran untuk mempunyai kekerabatan khusus ibarat itu. Saat itu Dia gres saja mengalami kecelakaan, sehingga posisi Dia sedang tidak punya pekerjaan. Maka Kami mempunyai banyak waktu untuk bersama. Meskipun untuk duduk kasus keuangan, harus saya yang menjadi pihak penanggung jawab. Tapi bukan duduk kasus bagiku alasannya ialah itu sudah Aku anggap sebagai bentuk usaha untuk hubungan.
Tidak ada pikiran aneh-aneh dikala itu, alasannya ialah yang Aku tahu, Aku ialah cinta pertamanya. Dan Aku juga Cewek pertama yang diajak ke Rumah Dia. Kami sudah sama-sama setuju untuk menjalani kekerabatan yang lebih serius. Keluarganya sudah memperlihatkan restu untuk Kami. Namun dikala itu Keluargaku menyatakan tidak oke dengan kekerabatan Kami. Singkat dongeng kekerabatan Kami sudah berjalan selama satu tahun.
Dia mempunyai niat untuk kerja di Kota Cirebon. Dia mendapatkan kenalan Om Om yang katanya akan memperlihatkan pekerjaan di Kota tersebut. Demi masa depan tentu saja Aku memperlihatkan izin kepadanya. Hubungan jarak jauh terpaksa Aku jalani. Aku hanya berusaha menjadi sosok pacar yang setia. Kebersamaan Kami hanya terjadi jikalau Dia pulang, dan semenjak dikala itu Dia mulai memperlihatkan tanggung jawabnya. Masalah keuangan, tidak selalu harus Aku yang bertanggung jawab. Namun hal itu hanya berlangsung selama 6 bulan saja. Dia kembali menjadi pengangguran dan Aku yang harus kembali menjadi pihak penanggung jawab terhadap duduk kasus keuangan.
Singkatnya tahun 2014 Dia menerima pekerjaan di Koperasi. Seiring berjalannya waktu, Dia mulai memperlihatkan usaha untuk meyakinkan Orang tuaku wacana keseriusannya. Kami tidak lelah untuk berjuang demi mendapatkan restu dari Orang Tuaku. Hingga karenanya Orang tuaku mulai mengerti dan memperlihatkan restu untuk kekerabatan Kami.
Tahun 2016 Dia berhasil membeli motor dan Rumah pun sudah jadi. Lamaran pada bulan Juni, namun satu bulan berikutnya, Dia mengeluh sakit. Namun sehabis Dia pergi ke Dokter, katanya tidak apa-apa. Bulan Oktober Dia opname. Aku cuma tahu Dia sakit tbc. Keluarga tidak ada yang memperlihatkan fakta yang sebetulnya kepadaku. Hal ini dilakukan alasannya ialah Mereka tidak ingin Aku pergi dari hidupnya.
Namun sepandai-pandainya Orang menyimpan bangkai, niscaya tercium juga. Salah satu Perawat yang merawat Dia ternyata masih saudara sepupu denganku. Sepupu mengajakku untuk menemui dokter yang merawat dan memperlihatkan hasil check up Dia yang sebenarnya. Perasaan lemas, merasa ibarat mimpi alasannya ialah tidak percaya dengan apa yang sebetulnya terjadi. Ternyata selama ini Pasanganku ialah penderita HIV. Aku pun masuk akal jikalau merasa takut sampai karenanya Aku juga melaksanakan Check up, namun hasilnya negatif. Selama seminggu Aku tetap menemani Dia, sampai karenanya Dia dibawa ke ICU.
Aku semakin ingin tau dengan apa yang sebetulnya terjadi. Ponsel Dia ialah target utamaku. Disitu Aku menemukan fakta yang lebih mengejutkan lagi. Ternyata banyak chat mesra dengan Orang lain. Lebih mengagetkan lagi, hampir semua ialah dari sesama Cowok. Sungguh tidak percaya dengan apa terjadi dalam hidupku. Orang yang benar-benar Aku cintai ternyata seorang Gay. Bukan cuma itu, Aku juga mencari info dari temannya yang ternyata juga seorang Gay. Dengan gamblang mengakui bahkan ada informasi kalau Orang yang Aku cintai pernah jajan ke lokalisasi.
Ini ialah keadaan yang sangat menyedihkan bagiku. Satu sisi Aku benar-benar mencintainya, namun satu sisi Aku tidak sanggup mendapatkan keadaannya. Aku mustahil sanggup mendapatkan Orang yang mengidap HIV sebagai pasangan. Belum lagi wacana keadaan Dia yang tidak normal (gay).
Keluarganya tetap menahanku supaya tidak meninggalkannya. Hingga karenanya kondisinya mulai membaik, namun harus dengan topangan obat terus menerus. Aku tetap punya pikiran harus pergi dari Dia. Aku masih punya masa depan.
Aku coba hidup tanpa Dia, namun tetap saja hatiku merasa kosong. Aku coba membuka diri dengan Orang lain, namun tetap saja hal itu tidak berhasil. Cowok manapun yang mengisi hidupku tidak sanggup menciptakan Aku jatuh cinta. Yang ada justru Aku semakin mengingatnya.
Hingga karenanya Aku putuskan untuk kembali padanya. Namun hal ini Aku rahasiakan dari keluargaku. Aku siap dengan segala resiko hanya alasannya ialah dasar perasaan. Kebahagiaanku hanya bersamanya. Namun suatu ketika Dia tertangkap berair main sama Cowok lagi. Akupun karenanya memutuskan untuk benar-benar pergi dari hidupnya. Kami sudah tidak ada komunikasi lagi. Hingga karenanya ada kesan bahwa Dia punya cewek baru. Dan semenjak dikala itu Aku benar-benar berhenti berharap padanya.
Sakit hati dan kecewa yang Aku rasakan. Jujur Aku masih mencintainya meskipun tidak berharap Dia kembali dalam hidupku. Hingga kini Aku masih mempunyai rasa cinta yang sangat besar. Dan Keluarganya pun, selalu berharap Aku kembali dan sulit mendapatkan Cewek lain untuk bersama dengannya.
Diceritakan pribadi dan disusun ulang oleh Penulis madjongke.com
Kisah diatas ialah faktual dan benar-benar terjadi. Menyedihkan memang tapi untuk Kita semoga sanggup jadi pelajaran. Kita harus lebih hati-hati dalam bergaul. Kita tidak pernah tahu kebiasaan jelek apa yang sudah sering dilakukan oleh Orang-orang disekitar Kita. Bukan tidak mungkin, Orang terdekat kita yang karenanya menularkan penyakit HIV kepada Kita. Dan untuk Maya, semoga Dia sanggup mendapatkan kebahagiaan meskipun tidak harus bersama Orang yang dicintainya.
Lihat juga: Foto penderita HIV
Keluarganya tetap menahanku supaya tidak meninggalkannya. Hingga akhirnya.."

Perkenalkan Namaku Maya, kekerabatan ini berawal ketika Aku diperkenalkan dengan Seorang Cowok oleh kakaknya. Berawal dari kedekatan tersebut, Akhirnya Dia menyatakan cinta kepadaku. Tentu saja Aku mendapatkan cinta tersebut, alasannya ialah niat awal mendapatkan ajuan perkenalan, sudah ada pikiran untuk mempunyai kekerabatan khusus ibarat itu. Saat itu Dia gres saja mengalami kecelakaan, sehingga posisi Dia sedang tidak punya pekerjaan. Maka Kami mempunyai banyak waktu untuk bersama. Meskipun untuk duduk kasus keuangan, harus saya yang menjadi pihak penanggung jawab. Tapi bukan duduk kasus bagiku alasannya ialah itu sudah Aku anggap sebagai bentuk usaha untuk hubungan.
Tidak ada pikiran aneh-aneh dikala itu, alasannya ialah yang Aku tahu, Aku ialah cinta pertamanya. Dan Aku juga Cewek pertama yang diajak ke Rumah Dia. Kami sudah sama-sama setuju untuk menjalani kekerabatan yang lebih serius. Keluarganya sudah memperlihatkan restu untuk Kami. Namun dikala itu Keluargaku menyatakan tidak oke dengan kekerabatan Kami. Singkat dongeng kekerabatan Kami sudah berjalan selama satu tahun.
Dia mempunyai niat untuk kerja di Kota Cirebon. Dia mendapatkan kenalan Om Om yang katanya akan memperlihatkan pekerjaan di Kota tersebut. Demi masa depan tentu saja Aku memperlihatkan izin kepadanya. Hubungan jarak jauh terpaksa Aku jalani. Aku hanya berusaha menjadi sosok pacar yang setia. Kebersamaan Kami hanya terjadi jikalau Dia pulang, dan semenjak dikala itu Dia mulai memperlihatkan tanggung jawabnya. Masalah keuangan, tidak selalu harus Aku yang bertanggung jawab. Namun hal itu hanya berlangsung selama 6 bulan saja. Dia kembali menjadi pengangguran dan Aku yang harus kembali menjadi pihak penanggung jawab terhadap duduk kasus keuangan.
Singkatnya tahun 2014 Dia menerima pekerjaan di Koperasi. Seiring berjalannya waktu, Dia mulai memperlihatkan usaha untuk meyakinkan Orang tuaku wacana keseriusannya. Kami tidak lelah untuk berjuang demi mendapatkan restu dari Orang Tuaku. Hingga karenanya Orang tuaku mulai mengerti dan memperlihatkan restu untuk kekerabatan Kami.
Tahun 2016 Dia berhasil membeli motor dan Rumah pun sudah jadi. Lamaran pada bulan Juni, namun satu bulan berikutnya, Dia mengeluh sakit. Namun sehabis Dia pergi ke Dokter, katanya tidak apa-apa. Bulan Oktober Dia opname. Aku cuma tahu Dia sakit tbc. Keluarga tidak ada yang memperlihatkan fakta yang sebetulnya kepadaku. Hal ini dilakukan alasannya ialah Mereka tidak ingin Aku pergi dari hidupnya.
Namun sepandai-pandainya Orang menyimpan bangkai, niscaya tercium juga. Salah satu Perawat yang merawat Dia ternyata masih saudara sepupu denganku. Sepupu mengajakku untuk menemui dokter yang merawat dan memperlihatkan hasil check up Dia yang sebenarnya. Perasaan lemas, merasa ibarat mimpi alasannya ialah tidak percaya dengan apa yang sebetulnya terjadi. Ternyata selama ini Pasanganku ialah penderita HIV. Aku pun masuk akal jikalau merasa takut sampai karenanya Aku juga melaksanakan Check up, namun hasilnya negatif. Selama seminggu Aku tetap menemani Dia, sampai karenanya Dia dibawa ke ICU.
Aku semakin ingin tau dengan apa yang sebetulnya terjadi. Ponsel Dia ialah target utamaku. Disitu Aku menemukan fakta yang lebih mengejutkan lagi. Ternyata banyak chat mesra dengan Orang lain. Lebih mengagetkan lagi, hampir semua ialah dari sesama Cowok. Sungguh tidak percaya dengan apa terjadi dalam hidupku. Orang yang benar-benar Aku cintai ternyata seorang Gay. Bukan cuma itu, Aku juga mencari info dari temannya yang ternyata juga seorang Gay. Dengan gamblang mengakui bahkan ada informasi kalau Orang yang Aku cintai pernah jajan ke lokalisasi.
Ini ialah keadaan yang sangat menyedihkan bagiku. Satu sisi Aku benar-benar mencintainya, namun satu sisi Aku tidak sanggup mendapatkan keadaannya. Aku mustahil sanggup mendapatkan Orang yang mengidap HIV sebagai pasangan. Belum lagi wacana keadaan Dia yang tidak normal (gay).
Keluarganya tetap menahanku supaya tidak meninggalkannya. Hingga karenanya kondisinya mulai membaik, namun harus dengan topangan obat terus menerus. Aku tetap punya pikiran harus pergi dari Dia. Aku masih punya masa depan.
Aku coba hidup tanpa Dia, namun tetap saja hatiku merasa kosong. Aku coba membuka diri dengan Orang lain, namun tetap saja hal itu tidak berhasil. Cowok manapun yang mengisi hidupku tidak sanggup menciptakan Aku jatuh cinta. Yang ada justru Aku semakin mengingatnya.
Hingga karenanya Aku putuskan untuk kembali padanya. Namun hal ini Aku rahasiakan dari keluargaku. Aku siap dengan segala resiko hanya alasannya ialah dasar perasaan. Kebahagiaanku hanya bersamanya. Namun suatu ketika Dia tertangkap berair main sama Cowok lagi. Akupun karenanya memutuskan untuk benar-benar pergi dari hidupnya. Kami sudah tidak ada komunikasi lagi. Hingga karenanya ada kesan bahwa Dia punya cewek baru. Dan semenjak dikala itu Aku benar-benar berhenti berharap padanya.
Sakit hati dan kecewa yang Aku rasakan. Jujur Aku masih mencintainya meskipun tidak berharap Dia kembali dalam hidupku. Hingga kini Aku masih mempunyai rasa cinta yang sangat besar. Dan Keluarganya pun, selalu berharap Aku kembali dan sulit mendapatkan Cewek lain untuk bersama dengannya.
Diceritakan pribadi dan disusun ulang oleh Penulis madjongke.com
Kisah diatas ialah faktual dan benar-benar terjadi. Menyedihkan memang tapi untuk Kita semoga sanggup jadi pelajaran. Kita harus lebih hati-hati dalam bergaul. Kita tidak pernah tahu kebiasaan jelek apa yang sudah sering dilakukan oleh Orang-orang disekitar Kita. Bukan tidak mungkin, Orang terdekat kita yang karenanya menularkan penyakit HIV kepada Kita. Dan untuk Maya, semoga Dia sanggup mendapatkan kebahagiaan meskipun tidak harus bersama Orang yang dicintainya.
Lihat juga: Foto penderita HIV
Share This :
comment 0 komentar
more_vert